Sebuah novel umumnya terdari dari bab atau chapter. Novel modern seringkali memiliki banyak adegan. Panjang setiap adegan mencakup dari beberapa paragraf hingga beberapa halaman atau lebih. Setiap chapter atau bab terdiri dari satu atau beberapa adegan.
Adegan adalah unit dasar dari fiksi. Setiap adegan adalah cerita mini dengan seorang karakter utama dan sebuah masalah atau tantangan. Seperti halnya sebuah cerita, adegan juga punya awal, pertengahan, dan akhir tersendiri. Selain itu, adegan juga membutuhkan konflik dan di akhir adegan, setidaknya satu karakter utama harus melewati suatu perubahan. Perubahan ini maksudnya, ada hal yang menggerakkan cerita, misalnya karena konflik yang terjadi di adegan tersebut, maka karakter mengambil keputusan x.
Untuk menyusun sebuah adegan, ada 10 langkah yang bisa kamu ikuti nih:
1. Apa yang ‘harus’ terjadi di adegan tersebut?
2. Apa yang kira-kira akan terjadi jika adegan tersebut tidak disertakan dalam ceritamu?
3. Siapa yang harus ada di dalam adegan tersebut?
4. Di mana adegan tersebut terjadi?
5. Apa konflik dalam adegan tersebut?
6. Tentukan seberapa panjang adegan tersebut? Atau singkat saja?
7. Pikirkan tiga cara untuk memulai adegan tersebut.
8. Tulis ringkasan adegan tersebut.
9. Tulis adegan tersebut secara lengkap.
10. Jika kamu belum puas, tulis ulang adegan tersebut.
Jika kamu sudah memiliki outline atau kerangka cerita, akan lebih mudah menyusun adegan. Dari outline yang sudah kamu punya, kamu tinggal memecah-mecahnya menjadi adegan. Sehingga sebelum menulis kamu sudah siap dengan urutan adegan yang siap kamu tulis. Ketika seluruh adegan sudah siap, kamu bisa mulai menulis dari adegan manapun—tidak perlu berurutan. Hal ini dimaksudkan, jika kamu macet di satu adegan, kamu tidak harus selamanya bermasalah di sana. Lewati adegan yang bermasalah dan terus menulis ceritamu. Di lain waktu, kamu bisa kembali ke adegan yang bermasalah tersebut dan menguraikan solusinya.
Semoga kiat kali ini bisa bermanfaat untukmu. Selamat menulis!